3  Kuliah 3 Memahami Persepsi dan Realitas

Video: link

Kuiz: Submision

Panduan ini dirancang untuk membantu Anda meninjau pemahaman Anda tentang konsep persepsi, pembentukannya, pengaruhnya, dan hubungannya dengan realitas, serta berbagai pandangan dunia yang dibahas.

3.1 Bagian 1: Konsep Dasar Persepsi

3.1.1 A. Definisi dan Fungsi Persepsi

  • Persepsi: Proses aktif menata, mengorganisir, mengidentifikasi, dan menafsirkan informasi indrawi dari lingkungan untuk memahami apa yang terjadi di sekitar kita.
  • Persepsi Interpersonal: Penerapan proses persepsi pada orang dan hubungan.
  • Fungsi Persepsi:Menyelamatkan: Memungkinkan kita mengidentifikasi bahaya dan peluang (misalnya, mangsa atau kompetitor bagi singa).
  • Membangun Ekspektasi: Membantu kita memprediksi apa yang akan terjadi dan mempersiapkan diri.
  • Filter: Menyaring rangsangan yang kita perhatikan dan memisahkan yang masuk akal dari yang tidak.
  • Membentuk Konsep Diri: Memengaruhi keyakinan kita tentang realitas, nilai, hal yang dihindari, dan emosi.

3.1.2 B. Tahapan Pembentukan Persepsi

Persepsi umumnya melibatkan tiga atau empat tahapan dasar:

  • Seleksi (Selection):Indra terstimulasi.
  • Cenderung memperhatikan rangsangan yang intens, berulang, atau menunjukkan kontras/perubahan.
  • Organisasi (Organization):Mengatur informasi yang dipilih dengan cara yang bermakna.
  • Menggunakan skema persepsi (kerangka kognitif) untuk mengkategorikan informasi:
  • Konstruk fisik: penampilan (usia, etnis, pakaian).
  • Konstruk peran: fungsi sosial/profesional (guru, mahasiswa).
  • Konstruk interaksi: perilaku/cara komunikasi (ramah, menuntut).
  • Konstruk psikologis: disposisi/suasana hati (bahagia, percaya diri).
  • Pungtuasi: Menentukan sebab dan akibat dalam interaksi, memengaruhi cara melihat perselisihan.
  • Interpretasi (Interpretation):Memberikan makna pada rangsangan yang telah diorganisir.
  • Dipengaruhi oleh ekspektasi, pengalaman pribadi, kepribadian, dan asumsi tentang perilaku manusia.
  • Negosiasi (Negotiation):Proses di mana komunikator saling memengaruhi persepsi satu sama lain.
  • Melalui pertukaran cerita atau “narasi” tentang dunia pribadi.

3.2 Bagian 2: Faktor-faktor yang Memengaruhi Persepsi

3.2.1 A. Penyebab Perbedaan Persepsi

  • Fisik: Kondisi indra, usia, kesehatan, kelelahan, siklus biologis, rasa lapar, tantangan neurobehavioral.
  • Psikologis: Suasana hati, konsep diri, bias emosional, kecemasan.
  • Sosial: Peran gender, peran pekerjaan, peran relasional.
  • Budaya dan Kokultur: Nilai, norma, bahasa, sensitivitas budaya, cara menyampaikan umpan balik negatif (langsung vs. tidak langsung). Contoh: perbedaan interpretasi “I hear what you say” atau “quite good” antara British dan Dutch.
  • Akses Informasi: Perbedaan informasi yang diterima dapat membentuk pandangan yang berbeda (misalnya, dalam politik).

3.2.2 B. Kekuatan Fundamental dalam Persepsi Interpersonal

  • Stereotipe: Generalisasi tentang kelompok saat memandang seseorang.
  • Efek Primacy: Kesan pertama sangat penting dan memengaruhi interaksi masa depan.
  • Efek Recency: Kesan paling baru lebih kuat daripada kesan sebelumnya.
  • Perceptual Set: Kecenderungan untuk hanya mempersepsikan apa yang diinginkan atau diharapkan.
  • Bias Positif dan Negatif: Kecenderungan memandang orang/peristiwa lebih positif atau negatif.
  • Kesalahan Atribusi Fundamental: Mengaitkan perilaku orang lain dengan penyebab internal (kepribadian) daripada eksternal (situasi).

3.3 Bagian 3: Hubungan Persepsi dengan Realitas dan Komunikasi

3.3.1 A. Persepsi dan Realitas

  • Subjektivitas Realitas: Realitas disimpulkan secara subjektif karena setiap orang memiliki “roh karakter” dan “worldview” yang berbeda.
  • Kompleksitas Realitas: Dunia sangat kompleks, dan indra menangkap banyak impuls, sehingga persepsi perlu menyaring dan menata informasi secara cepat.
  1. Dua Tingkat Realitas:Tingkat Pertama: Kualitas fisik yang dapat diamati (fakta).
  2. Tingkat Kedua: Pemberian makna pada realitas tingkat pertama (opini/interpretasi).
  • Konstruksi Realitas: Realitas tidak “ada di luar sana” dengan sendirinya, melainkan kita ciptakan bersama orang lain melalui komunikasi.
  • Persepsi Memperkuat Konsep Diri: Persepsi cenderung memperkuat konsep diri dari roh karakter kita, menciptakan siklus (karakter menentukan persepsi, persepsi memperkuat karakter).

3.3.2 B. Persepsi dan Komunikasi

  • Persepsi sebagai Filter Komunikasi: Pesan yang masuk “disaring” melalui persepsi, pengalaman, bias, dan keyakinan kita sendiri.
  • Potensi Konflik: Perbedaan persepsi, terutama jika subjektif dan tidak disadari, dapat menyebabkan konflik, frustrasi, dan gangguan dalam komunikasi dan relasi.
  • Pentingnya Negosiasi Makna: Diperlukan negosiasi makna bersama agar komunikasi yang memuaskan dapat terjadi, terutama ketika realitas tingkat kedua dianggap sebagai realitas tingkat pertama.
  • Persepsi Ideal: Berbasis fakta, cergas/gesit, memberdayakan, membangun relasi, dan mencerahkan.

3.4 Bagian 4: Meningkatkan Kemampuan Persepsi

3.4.1 A. Strategi Peningkatan

  • Mawas Diri terhadap Persepsi: Memahami pengaruh atribut pribadi, budaya, dan keadaan fisiologis pada persepsi. Menyadari bias umum.
  • Memeriksa Persepsi (Perception Checking): Metode tiga bagian untuk memverifikasi interpretasi:
  1. Mengakui perilaku yang disaksikan.
  2. Menawarkan dua kemungkinan interpretasi.
  3. Meminta klarifikasi dari orang tersebut.
  • Membangun Empati: Kemampuan untuk mengalami dunia dari perspektif orang lain, melibatkan pengambilan perspektif, dimensi emosional, dan kepedulian tulus.
  • Memisahkan Interpretasi dari Fakta: Membedakan antara klaim faktual yang dapat diverifikasi dan opini pribadi.
  • Menghasilkan Persepsi Alternatif: Mencari cara lain untuk memahami situasi.
  • Melatih Komunikasi Intrapersonal (Self-talk): Memproses pesan intrapersonal secara cermat, menggunakan self-talk positif dan afirmasi.
  • Memanfaatkan Self-fulfilling Prophecy secara Positif: Mengubah ekspektasi menjadi lebih baik.
  • Mengembangkan Kompetensi Komunikasi Antarbudaya: Motivasi, sikap, toleransi terhadap ambiguitas, berpikiran terbuka, pengetahuan, keterampilan.

3.4.2 B. Kompetensi yang Akan Dikembangkan

  • Mengenali persepsi.
  • Menyamakan persepsi (melalui humor, storytelling, sudut pandang orang lain).
  • Beradaptasi dengan persepsi yang berbeda.
  • Mengembangkan bahasa baru atau platform untuk komunikasi interpersonal.

3.5 Bagian 5: Worldviews dan Realitas Lainnya

3.5.1 A. Worldviews by Plato (Manusia Gua)

  • Realitas manusia gua bawah tanah dibangun oleh cahaya api unggun dan bayangan di dinding.
  • Plato mendesak keluar gua menuju cahaya matahari untuk melihat realitas alam yang lebih indah.
  • Pentingnya keseimbangan antara dimensi internal (spiritual) dan eksternal (visual).

3.5.2 B. Lima Persepsi Realitas (Armein Z. R. Langi)

  • Realitas Visual: Naturalisme (KNOWLEDGE):Realitas dibangun di pikiran menggunakan bahasa visual dalam lingkungan spasial (ruang). Ruang adalah medan cahaya, matahari adalah sumber utama.
  • Mengamati hal-hal secara visual sebagai alam, berkembang menurut hukum termodinamika (Kekekalan Energi, Entropi, Gaya Fundamental).
  • Realitas Biologis: Spiritisme (ACTION):Realitas dibangun di pikiran menggunakan bahasa konseptual atau abstrak tentang kekuatan, energi, dan makhluk berkehendak (roh).
  • Entitas dipengaruhi oleh gaya alam dan kehendak roh. Menambah dimensi waktu.
  • Kita adalah roh yang hidup dalam entitas alami, memiliki kehendak dan keinginan.
  • Hukum Evolusi (Survival of the fittest, Pool of genes, Mutasi).
  • Realitas Bahasa: Simbolisme (SELF):Realitas dunia baru dibangun oleh simbol dan bahasa. Manusia adalah Homologos (manusia kata-kata).
  • Eksistensi ditentukan oleh NAMA. Simbol dan Bahasa mampu merekonstruksi realitas.
  • Realitas internal subjek dikodekan ke dalam simbol bahasa dan dikomunikasikan.
  • Dunia dipahami secara simbolik di atas platform bahasa. Bidang ilmu pengetahuan adalah bahasa untuk memahami dunia pada skala yang sesuai.
  • Hukum Identitas Personal, Nilai (Personalization & Identity: NAMES, Stories, History, Social/Judicial/Financial Laws).
  • Realitas Kesadaran: Panteisme (BIG ORGANISM, THE COMMUNITY):Realitas adalah kesadaran. Melalui cermin dan refleksi, kita mengamati keberadaan pengamat (kesadaran/Cahaya Pemahaman).
  • Kesadaran adalah roh di dalam kita, berfungsi sebagai ID, EGO, dan SUPEREGO. Melalui persepsi mereka, worldview dibangun.
  • Tuhan adalah penjumlahan kesadaran semua entitas. Realitas adalah roh di mana-mana.
  • Komunitas Bang: Keanggotaan dalam Organisme Besar (Teknologi Digital, Media Sosial, IoT memperluas realitas simbol dan bahasa menjadi realitas global).
  • Realitas Allah: Teisme & Panenteisme (VALUES):Realitas adalah hubungan antara dunia spiritual dan dunia teater, di mana pengamat mengarahkan karakter teater dan sadar akan kesadaran karakter.
  • Dunia spiritual adalah yang nyata, dunia teater adalah arena bermain. Sutradara spiritual adalah Tuhan.
  • Kita sadar tentang Kesadaran Lain tentang kita (Tuhan).
  • Gods Bang: Lebih dari 5000 Dewa.
  • Value Bang: Hukum Sekuritisasi Nilai (Uang Digital, Token, Kontrak, Blockchain).

3.6 Kuis: Persepsi dan Realitas

Petunjuk: Jawab setiap pertanyaan dalam 2-3 kalimat submit

  1. Jelaskan mengapa persepsi dianggap menyelamatkan dan penting untuk keselamatan kita.
  2. Sebutkan tiga tahapan utama dalam proses pembentukan persepsi dan jelaskan secara singkat masing-masing.
  3. Berikan contoh bagaimana perbedaan budaya atau kokultur dapat menyebabkan perbedaan persepsi dalam komunikasi verbal.
  4. Apa yang dimaksud dengan “Kesalahan Atribusi Fundamental” dalam konteks persepsi interpersonal?
  5. Bagaimana hubungan antara “konsep diri” dan “persepsi” menurut materi sumber?
  6. Jelaskan konsep “pungtuasi” dan bagaimana ia memengaruhi cara kita melihat suatu perselisihan.
  7. Apa yang dimaksud dengan “persepsi ideal” dan sebutkan dua karakternya.
  8. Bagaimana teknologi digital seperti media sosial dikaitkan dengan perluasan realitas dalam pandangan “Panteisme”?
  9. Menurut pandangan “Simbolisme”, mengapa manusia disebut “Homologos”?
  10. Sebutkan tiga cara praktis untuk meningkatkan kemampuan persepsi kita.

3.7 Pertanyaan Esai (Tanpa Jawaban)

  1. Analisis bagaimana persepsi, menurut materi, bukan hanya sekadar alat untuk memahami realitas tetapi juga secara aktif membentuk realitas tersebut. Diskusikan implikasinya terhadap komunikasi interpersonal.
  2. Bandingkan dan kontraskan bagaimana faktor fisiologis, psikologis, sosial, dan budaya memengaruhi pembentukan persepsi seseorang. Berikan contoh spesifik dari materi untuk mendukung argumen Anda.
  3. Jelaskan proses empat tahapan pembentukan persepsi (seleksi, organisasi, interpretasi, dan negosiasi) secara rinci. Mengapa tahapan negosiasi, meskipun kadang tidak selalu disebut, sangat penting dalam konteks persepsi interpersonal?
  4. Pilih dua dari lima pandangan realitas (Naturalisme, Spiritisme, Simbolisme, Panteisme, Teisme/Panenteisme) yang dijelaskan dalam materi. Bandingkan bagaimana masing-masing pandangan tersebut mengkonstruksi realitas dan apa yang menjadi fokus utamanya (misalnya, pengetahuan, tindakan, diri, organisme besar, nilai).
  5. Diskusikan pentingnya “membiasakan diri terhadap persepsi” dan “membangun empati” sebagai strategi untuk meningkatkan kemampuan persepsi. Bagaimana kedua strategi ini saling melengkapi dalam meminimalkan konflik dan meningkatkan komunikasi yang efektif?

3.8 Glosarium Istilah Kunci

  • Persepsi: Proses aktif menata, mengorganisir, mengidentifikasi, dan menafsirkan informasi indrawi untuk memahami lingkungan.
  • Persepsi Interpersonal: Proses persepsi yang diterapkan pada orang dan hubungan.
  • Konsep Diri (Self-concept): Pemahaman individu tentang dirinya sendiri; seperangkat persepsi yang relatif stabil yang membentuk tindakan dan pilihan.
  • Seleksi (Selection): Tahap awal persepsi di mana indra terstimulasi dan kita memilih rangsangan yang intens, berulang, atau kontras.
  • Organisasi (Organization): Tahap di mana informasi yang dipilih diatur secara bermakna, sering menggunakan skema persepsi.
  • Interpretasi (Interpretation): Tahap di mana makna diberikan pada rangsangan yang diorganisir, dipengaruhi oleh ekspektasi, pengalaman, dan kepribadian.
  • Negosiasi (Negotiation): Proses di mana komunikator saling memengaruhi persepsi satu sama lain melalui pertukaran cerita atau narasi.
  • Skema Persepsi: Kerangka kognitif yang digunakan untuk mengkategorikan informasi selama tahap organisasi persepsi (misalnya, konstruk fisik, peran, interaksi, psikologis).
  • Pungtuasi: Konsep dalam organisasi persepsi yang mengacu pada penentuan sebab dan akibat dalam serangkaian interaksi.
  • Stereotipe: Generalisasi tentang suatu kelompok yang diterapkan pada individu saat membentuk persepsi.
  • Efek Primacy: Pengaruh kuat dari kesan pertama dalam membentuk persepsi dan interaksi di masa depan.
  • Efek Recency: Pengaruh kuat dari kesan paling baru dalam membentuk persepsi.
  • Perceptual Set: Kecenderungan untuk hanya mempersepsikan apa yang kita inginkan atau harapkan.
  • Bias Positif dan Negatif: Kecenderungan untuk memandang orang atau peristiwa secara lebih positif atau negatif.
  • Kesalahan Atribusi Fundamental: Kecenderungan untuk mengaitkan perilaku orang lain dengan penyebab internal daripada eksternal.
  • Mawas Diri terhadap Persepsi: Memahami bagaimana atribut pribadi, budaya, dan keadaan fisiologis memengaruhi persepsi kita.
  • Memeriksa Persepsi (Perception Checking): Metode tiga bagian untuk memverifikasi keakuratan interpretasi perilaku orang lain.
  • Empati: Kemampuan untuk mengalami dunia dari perspektif orang lain, termasuk mengambil perspektif dan merasakan emosi mereka.
  • Homologos: Istilah yang menggambarkan manusia sebagai “manusia kata-kata” atau “manusia bahasa” dalam pandangan Simbolisme.
  • Realitas Tingkat Pertama: Kualitas fisik yang dapat diamati dari suatu hal atau situasi (fakta objektif).
  • Realitas Tingkat Kedua: Makna atau interpretasi yang kita berikan pada realitas tingkat pertama (subjektif).
  • Naturalisme (Persepsi Realitas): Pandangan dunia yang mengkonstruksi realitas melalui bahasa visual, berfokus pada pengamatan alam dan hukum termodinamika.
  • Spiritisme (Persepsi Realitas): Pandangan dunia yang mengkonstruksi realitas melalui bahasa konseptual tentang kekuatan, energi, dan roh, berfokus pada kehendak dan hukum evolusi.
  • Simbolisme (Persepsi Realitas): Pandangan dunia yang mengkonstruksi realitas melalui simbol dan bahasa, menekankan peran nama, cerita, dan identitas.
  • Panteisme (Persepsi Realitas): Pandangan dunia yang mengkonstruksi realitas sebagai kesadaran, di mana Tuhan adalah penjumlahan kesadaran semua entitas dan realitas adalah roh di mana-mana.
  • Teisme & Panenteisme (Persepsi Realitas): Pandangan dunia yang mengkonstruksi realitas sebagai hubungan antara dunia spiritual (nyata) dan dunia teater (arena bermain) yang diarahkan oleh Tuhan.